Strain baru bakteri E. coli yang beracun dan sangat menular telah mendatangkan malapetaka di Jerman dan negara-negara Eropa selama beberapa minggu terakhir. Kasus keracunan makanan telah dilaporkan Swedia, Spanyol, Belanda, Austria, Denmark, Norwegia dan Swiss, serta Inggris dan Jerman, dan pelakunya akhirnya telah diidentifikasi: tauge.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah Jerman menyatakan bahwa bukti epidemiologis dan rantai makanan menunjukkan bahwa kacang dan biji kecambah (termasuk fenugreek, kacang hijau, lentil, kacang Adzuki dan alfalfa) adalah kendaraan wabah di Jerman.
Pihak berwenang merekomendasikan bahwa warga dan pendatang di Jerman tidak diperbolehkan makan kacang mentah dan kecambah biji apapun. Rumah Tangga, katering dan restoran harus membuang kecambah dan biji yang mereka miliki, dan barang-barang makanan yang mungkin telah kontak dengan kecambah, sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Larangan sebelumnya yaitu menghentikan makan mentimun, tomat dan salad sayuran berdaun telah dibatalkan.
Lebih dari 3.000 orang telah terjangkit oleh strain baru E. coli, dan merupakan penyebab sedikitnya 31 kematian, terutama di Jerman. Wabah E. coil sekarang merupakan ketiga terbesar dalam sejarah dunia belakangan ini.
Rawat Inap diperlukan untuk pasien yang terinfeksi berat, sejumlah dari mereka menderita komplikasi ginjal yang dibutuhkan perawatan intensif, termasuk dialisis. Efek paling serius yaitu infeksi hemolitik uremik Syndrome (HUS) yang sering menyebabkan gagal ginjal, dan bisa berakibat fatal. Strain E. coli mampu melekat erat pada dinding usus dan menghasilkan racun.
Menurut Paulus Wigley dari Inggris Universitas Liverpool, "Ini adalah racun yang menyebabkan kerusakan pada usus yang menyebabkan diare berdarah dan dapat menyebabkan kerusakan seluruh tubuh.