Pasien yang digigit ular berbisa biasanya diberikan antivenom, penawar racun ular, sayangnya obat ini sering menimbulkan reaksi alergi yang cukup parah. Untuk mengatasinya, para peneliti menyarankan pemberian adrenalin pada korban gigitan ular sebelum mereka diberi antivenom.
Dalam penelitian terhadap 1.000 orang yang dibawa ke rumah sakit akibat digigit ular berbisa di Srilanka, diketahui mereka yang diberi adrenalin dosis rendah segera sebelum diberi antivenom, reaksi alerginya berkurang hingga 43 persen dalam satu jam dan turun 38 persen dalam 48 jam.
Sementara itu pasien dalam kelompok kontrol yang diberikan promethazine, hydrocortisone atau plasebo, tidak menunjukkan manfaat yang sama.
Para peneliti menegaskan pentingnya hasil penelitian ini, terutama di negara di mana kasus gigitan ular masih menjadi problem kesehatan dan sering terjadi alergi reaksi antivenom karena sebagian besar berakibat mematikan.
"Saat ini belum ada tindakan dari pabrik pembuat antivenom atau regulasi dari WHO untuk meningkatkan kualitas antivenom. Sampai saat itu terjadi, kami bisa menunjukkan terapi awal dengan pemberian hormon adrenalin dosis rendah bisa efektif dan aman untuk mencegah reaksi akut pada antivenom," kata peneliti dari Universitas Kelaniya, Srilanka. (dikutip dari kompas health/healthday news)