Apakah Epinefrin Membantu Korban Cardiac Arrest Bertahan Hidup?

ukdi optimaprep

Oleh Kerry Grens

(ukdi optimaprep) NEW YORK (Reuters Health) 14 Juli - Epinefrin adalah komponen standar resusitasi untuk serangan jantung, tetapi dalam sebuah penelitian yang kontroversial dari Australia ternyata epinefrin hanya sedikit meningkatkan kelangsungan hidup pasien ".


Peneliti menemukan, bagaimanapun, bahwa pasien yang menerima epinefrin punya kemungkinan lebih baik kembali ke sirkulasi spontan pada fase pra-rumah sakit, hasil ini membuat para peneliti tetap mendukung penggunaan adrenalin.

"Saya kira ini (studi) mungkin tidak akan mengubah cara kita berlatih saat ini, tetapi dapat merangsang penelitian yang lebih besar mengenai peran epinefrin pada serangan jantung," kata Dr Gordon Tomaselli, presiden American Heart Association dan direktur Divisi Kardiologi di Universitas Johns Hopkins School of Medicine, yang tidak terlibat dalam pekerjaan ini.Dalam uji coba secara acak, dilaporkan online 2 Juli di Resuscitation, lebih dari 500 pasien di Australia Barat menerima baik epinephrine atau NaCl dari tim IGD.

Pada hasil utama dari studi - kelangsungan hidup - perbedaannya tidak bermakna secara statistik: 1,9% pada kelompok saline vs 4,0% pada kelompok adrenalin.Namun, pasien yang diobati dengan epinefrin lebih mungkin untuk kembali ke sirkulasi spontan pada saat mereka tiba di rumah sakit (23,5% vs 8,4%; rasio odds, 3,4).

"Meskipun hasil secara statistiknya negatif pada hasil penting, namun tren berada di arah yang benar," kata Dr Tomaselli seperti dikutip Reuters Health.

Dr Ian Jacobs, penulis utama penelitian dan seorang profesor di University of Western Australia, mengungkapkan kepada Reuters Health dalam sebuah email bahwa seharusnya epinefrin masih harus menjadi bagian dari tatalaksana rutin.

Ia percaya bahwa jika ia telah mampu mencakup lebih banyak pasien dalam penelitian ini, ia mungkin telah menemukan tingkat perbaikan yang sebenarnya dalam kelangsungan hidup dengan epinefrin. Tapi ia kesulitan mendapatkan partisipasi kru ambulans.

"Singkatnya, fakta bahwa adrenalin dianggap minimal standar perawatan - meskipun belum terbukti - sehingga beberapa paramedis merasa bahwa studi ini tidak etis," kata Dr Jacobs.
Dia mengatakan bahwa Komite Etik Penelitian Manusia di bawah Badan Kesehatan Nasional Australia dan Medical Research Council, yang mendanai studi itu, memberikan peneliti ijin pengabaian persetujuan dari pasien untuk berpartisipasi.


Studi ini disetujui oleh "Komite Etik Penelitian Manusia, Dewan Perwalian dan Departemen Hukum Crown," tambah Dr Jacobs.

Persetujuan dari pasien dalam keadaan darurat sangat sulit,kata Dr Tomaselli , yang menjelaskan mengapa tidak ada studi seperti ini sampai saat ini.

"Jika kita berkata, 'karena Anda tidak bisa mendapatkan persetujuan, Anda tidak dapat melakukan studi," maka kita harus menyerah pada setiap studi serangan jantung, saya sama sekali tidak berpikir itu caranya,. " kata Dr Tomaselli .

Related Post